/* Start http://www.cursors-4u.com */ body, a:hover {cursor: url(http://cur.cursors-4u.net/nature/nat-10/nat942.ani), url(http://cur.cursors-4u.net/nature/nat-10/nat942.png), progress !important;} /* End http://www.cursors-4u.com */ Elegant Rose - Working In Background

Selasa, 19 April 2016

KESEHATAN REPRODUKSI



Bahaya Penyakit Menular Seksual Pada Perempuan


Penyakit menular seksual (PMS) baik laki – laki maupun perempuan bisa beresiko tertular penyakit kelamin ini. Perempuan berisiko lebih besar untuk tertular, karena bentuk alat reproduksi perempuan lebih rentan terhadap penularan PMS. Serta sebagian besar tanpa gejala sehingga cenderung tidak mencari pengobatan. Sayangnya yang tampa gejala tersebut justru dapat menjadi sumber penularan penyakit menular seksual. Sedangkan pada laki – laki gejala PMS lebih mudah dikenali atau dirasakan.
            Sekitar 50% dari perempuan yang tertular PMS

Minggu, 17 April 2016

KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA



Cara Perawatan Organ Reproduksi Pada Remaja Perempuan
Dan Laki – Laki

            Kesehatan reproduksi menurut WHO adalah kesejahteraan fisik, metal dan sosial yang utuh bukan hanya bebas dari penyakit atau kecatatan, dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya.
           
Banyak remaja baik perempuan maupun laki – laki pada umumnya memiliki pengetahuan yang terbatas tentang organ reproduksi dan seksualitas. Serta ketidaktauan pada remaja berdampak buruk bagi remaja itu sendiri. sehingga pengetahuan dasar yang perlu diberikan kepada remaja agar mempunyai kesehatan reproduksi yang baik adalah pengenalan sistem, proses, fungsi alat reproduksi, hak- hak reproduksi, penyakit menular, HIV/AIDS, bahaya narkoba dan minuman keras bagi kesehatan reproduksi, pengaruh sosial dan media terhadap perilaku seksual serta perawatan organ-organ reproduksi. Karena bila seorang remaja tidak mengetahui cara perawatan organ reproduksi dengan benar maka akan menyebabkan berbagai macam akibat yang dapat merugikan misalnya infeksi.
            Cara pemeliharaan dan perawatan alat – alat reproduksi ini ada yang khusus sesuai dengan jenis kelamin dan ada yang berdifat umum. Cara perawatan organ reproduksi

Jumat, 15 April 2016

KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA



Pendidikan Kesehatan Reproduksi Sangat Penting Untuk Remaja
            Pada masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak – anak ke masa dewasa. Remaja mempunyai sifat yaitu unik serta sifat yang selalu ingin tahu, sifat yang ingin meniru, mencoba – coba hal baru. Mulai dari hal yang remaja lihat di lingkungan sekitarnya pada tempat remaja tersebut berada.
            Remaja itu sendiri adalah individu yang berumur 14 – 24 tahun yang ditandai dengan adanya perubahan pada penampilan fisik dan psikologis.. Perubahan fisik merupakan perubahan fungsi fisiologis, terutama yang terkait dengan kelenjar seksual, sedangkan perubahan psikologis dimana individu mengalami perubahan – perubahan dalam aspek kognitif, emosi, sosial dan moral diantara masa anak – anak menuju dewasa.
            Sekitar 1 miliar manusia atau setiap 1 diantara 6 penduduk dunia adalah remaja. Sebanyak 85% diantaranya hidup dinegara berkembang, di Indonesia

Minggu, 10 April 2016

FALSAFAH KEBIDANAN



BAB IV
SIMPULAN

Memberi ASI pada bayi merupakan proses alami sebagai kewajiban seorang ibu yang mengasuh anaknya. Karena ASI merupakan makanan utama untuk bayi umur 0-6 bulan pertama kehidupannya. Pada permulaan nifas apabila bayi belum mampu menyusu dengan baik atau kemudian apabila terjadi kelenjar-kelenjar tidak dikosongkan dengan sempurna, terjadi pembendungan air susu. Ditandai dengan mamma panas serta keras pada perabaan dan nyeri, putting susu biasa mendatar sehingga bayi sulit menyusu, pengeluaran susu kadang terhalangi oleh duktus laktiferus menyempit, payudara bengka, keras, panas, nyeri bila ditekan, warnya kemerahan dan suhu tubuh sampai 38oC. Penatalaksanaanya bisa dengan dikompres ataupun dengan pemberian obat paracetamol pada ibu yang deman.

Jumat, 24 April 2015

FALSAFAH KEBIDANAN


BAB III
PEMBAHASAN
Kesesuaian falsafah kebidanan dalam implementasi pelayanan kebidanan.
1. Normal and natural childbirth
Bidan yakin bahwa kehamilan dan persalinan atau proses alamiah dan bukan suatu penyakit, namun tetap perlu diwaspadai karena kondisi yang semula normal dapat tiba-tiba menjadi tidak normal. 
Dalam kasus ini, seorang ibu akan mengalami masa menyusui yang bersifat fisiologis bukan patologi. Dimana ibu baru melahirkan anak pertamanya karna masih kurangnya pengetahuan dan pengalaman ibu, disinilah Tugas bidan untuk memberikan health education pada ibu. Agar ibu dapat menyusui dengan baik sehingga tidak terjadi komplikasi .
2. Women centre care
Bidan yakin bahwa perempuan merupakan pribadi yang unik hak mengontrol dirinya mempunyai kebutuhan harapan-harapan, keinginan yang patut dihormati. Dalam kasus diatas, seorang bidan harus dapat menghargai keinginan/keputusan pasien dan menjaga privasi pasien, agar pasien merasa nyaman dan tenang serta percaya bahwa semuanya akan baik-baik saja. Akan tetapi, seorang bidan harus tetap memperhatikan resiko-resiko yang bisa terjadi seperti peradangan dan rasa nyeri yang semakin kuat, ibu demam dan air susu ibu yang tidak keluar.
3. Continuity of care
Asuhan kebidanan atau memastikan kesejahteraan perempuan dan bayinya secara berkesinambungan. 
Dalam kasus ini, bidan memberikan asuhan dan health education kepada pasien dengan mengajarkan ibu tentang perawatan payudara, memberitahukan ibu cara mencegah infeksi pada payudara dengan cara menganjurkan ibu untuk tetap memberikan ASI pada bayinya dan selalu menjaga kebersihan payudaranya untuk meningkatkan kesejahtraan ibu, bayi dan keluarga.
4. Empowering women
Memberdayakan perempuan menyakini bahwa perempuan mampu.
Pada kasus ini, seorang bidan harus memberikan dukungan dan semangat kepada ibu  bahwa ia mampu dan bisa memberikan yang terbaik untuk bayi dan keluarganya.
5. Women and family partnership
Keputusan yang dipilih merupakan tanggung jawab bersama antara perempuan, keluarga dan pemberi keputusan.
Pada kasus ini ibu akan melakukan perawatan payudara di rumah dengan rutin dan di bantu oleh suami dan keluarganya. Peran Bidan disini harus tetap memberikan informasi tentang manfaat perawatan payudara dan cara perawatan payudara yang baik dan benar sehingga ibu memperoleh hasil yang maksimal.

Rabu, 22 April 2015

BAB II KASUS BENDUNGAN ASI



BAB II 
KASUS

Pada tanggal 25 Maret 2013  ketika saya praktek klinik di Puskesmas Tinggede. Saat itu pukul 09.30 wita datang seorang ibu (Ny.D) datang untuk memeriksakan diri. Bidan mempersilahkan diri untuk duduk dan menanyakan keluhan ibu. Ibu mengatakan baru selesai melahirkan anak pertamanya 5 hari yang lalu dan menyusui bayinya setiapkali bayinya menangis  dengan cara duduk ataupun tidur dan ibu  mengeluh sakit pada kedua payudaranya ketika ditekan dan merasa badannya panas.
 Setelah dilakukan pemeriksaan diketahui TD:120/80 mmHg, Suhu: 38oC, nadi 88x/m, respirasi :20x/m, terlihat putting susu menonjol normal dan kedua payudara berwarna kemerahan dan bengkak. Setelah itu bidan memberikan penjelasan pada ibu dengan masalah ini bahwa terjadi bendungan ASI pada kedua payudara ibu dan sangat berbahaya bagi ibu karena jika tidak di keluarkan akan terjadi infeksi. Serta bidan juga menganjurkan ibu untuk tetap memberikan ASI pada bayinya dan selalu menjaga kebersihan payudaranya. Kemudian bidan memberikan asuhan sesuai keluhan pasien yaitu perawatan payudara dengan bendungan ASI tetapi sebelum dilakukan perawatan ibu diberikan obat oral parasetamol 500 mg. Setelah dilakukan perawan payudara bidan mengajarkan ibu untuk melakukannya di rumah dan bisa di bantu oleh suami atau keluarga lainnya. Ibu mengatakan bahwa ibu bersedia untuk melakukan perawatan payudara di rumah dengan rutin.


BENDUNGAN ASI



             BAB I
PENDAHULUAN
I.          Latar belakang
Memberi ASI pada bayi merupakan proses alami sebagai kewajiban seorang ibu yang mengasuh anaknya. Karena ASI merupakan makanan utama untuk bayi umur 0-6 bulan pertama kehidupannya. Proses alami untuk memberikan ASI sudah dimulai saat terjadi kehamilan, karena bersama dengan hamil, payudara telah disiapkan sehingga setelah bayi lahir ibu bisa segera memberikan ASI pada bayinya.
Sejak hari ketiga sampai hari keenam setelah persalinan, ketika ASI secara normal dihasilkan, payudara menjadi sangat penuh. Hal ini bersifat fisiologis dan dengan penghisapan yang efektif dan pengeluaran ASI oleh bayi, rasa penuh tersebut pulih dengan cepat. Namun keadaan ini bisa menjadi bendungan, pada bendungan payudara terisi sangat penuh dengan ASI dan cairan jaringan. Aliran vena dan limfotik tersumbat, aliran susu menjadi terhambat dan tekanan pada saluran ASI dan alveoli meningkat.
Bendungan ASI adalah terjadinya pembengkakan pada payudara karena peningkatan aliran vena dan limfa sehingga menyebabkan bendungan ASI dan rasa nyeri disertai kenaikan suhu badan.
Bendungan ASI dapat terjadi karena adanya penyempitan duktus laktiferus pada payudara ibu dan dapat terjadi pula bila ibu memiliki kelainan putting susu (misalnya putting susu datar, terbenam dan cekung).
Sesudah bayi dan plasenta lahir, kadar estrogen dan progestron turun dalam 2-3 hari. Dengan ini factor dari hopotalamus yang menghalangi keluarnya prolaktin waktu hamil, dan sangat dipengaruhi oleh estrogen, tidak dikeluarkan lagi, dan terjadi sekresi prolaktin oleh hipofisis. Hormone ini menyebabkan alveolus-alveolus kelenjar mamma terisi dengan air susu, tetapi untuk mengeluarkannya dibutuhkan refleks yang menyebabkan kontraksi sel-sel mioepitelial yang mengelilingi alveolus dan duktus kecil kelenjar-kelenjar tersebut.
Pada permulaan nifas apabila bayi belum mampu menyusu dengan baik atau kemudian apabila terjadi kelenjar-kelenjar tidak dikosongkan dengan sempurna, terjadi pembendungan air susu. Ditandai dengan mamma panas serta keras pada perabaan dan nyeri, putting susu biasa mendatar sehingga bayi sulit menyusu, pengeluaran susu kadang terhalangi oleh duktus laktiferus menyempit, payudara bengka, keras, panas, nyeri bila ditekan, warnya kemerahan dan suhu tubuh sampai 38oC.
Penatalaksaan untuk bendungan ASI yaitu :
1.      Anjurkan ibu untuk tetap menyusui bayinya
2.      Anjurkan ibu untuk melakukan post natal breast care
3.      Lakukan pengompresan dengan air hangat sebelum menyusui dan kompres dingin sesudah menyusui untuk mengurangi rasa nyeri
4.      Gunakan BH yang menopang
5.      Berikan parasetamol 500 mg untuk mengurangi rasa nyeri dan menurunkan panas.
Penanganan sebaiknya dimulai selama hamil dengan perawatan payudara untuk mencegah terjadinya kelainan. Bila terjadi juga, maka berikan terapi simptomatis untuk sakitnya (analgetika), kosongkan payudara, sebelum menyusui pengurutan dulu atau dipompa, sehingga sumbatan hilang. Kalau perlu berikan stilbestrol 1 mg atau lynoral tablet 3 kali sehari selama 2-3 hari untuk sementara waktu mengurangi pembendungan dan memungkinkan air susu dikeluarkan dengan pijatan.