/* Start http://www.cursors-4u.com */ body, a:hover {cursor: url(http://cur.cursors-4u.net/nature/nat-10/nat942.ani), url(http://cur.cursors-4u.net/nature/nat-10/nat942.png), progress !important;} /* End http://www.cursors-4u.com */ Elegant Rose - Working In Background

Rabu, 22 April 2015

BAB II KASUS BENDUNGAN ASI



BAB II 
KASUS

Pada tanggal 25 Maret 2013  ketika saya praktek klinik di Puskesmas Tinggede. Saat itu pukul 09.30 wita datang seorang ibu (Ny.D) datang untuk memeriksakan diri. Bidan mempersilahkan diri untuk duduk dan menanyakan keluhan ibu. Ibu mengatakan baru selesai melahirkan anak pertamanya 5 hari yang lalu dan menyusui bayinya setiapkali bayinya menangis  dengan cara duduk ataupun tidur dan ibu  mengeluh sakit pada kedua payudaranya ketika ditekan dan merasa badannya panas.
 Setelah dilakukan pemeriksaan diketahui TD:120/80 mmHg, Suhu: 38oC, nadi 88x/m, respirasi :20x/m, terlihat putting susu menonjol normal dan kedua payudara berwarna kemerahan dan bengkak. Setelah itu bidan memberikan penjelasan pada ibu dengan masalah ini bahwa terjadi bendungan ASI pada kedua payudara ibu dan sangat berbahaya bagi ibu karena jika tidak di keluarkan akan terjadi infeksi. Serta bidan juga menganjurkan ibu untuk tetap memberikan ASI pada bayinya dan selalu menjaga kebersihan payudaranya. Kemudian bidan memberikan asuhan sesuai keluhan pasien yaitu perawatan payudara dengan bendungan ASI tetapi sebelum dilakukan perawatan ibu diberikan obat oral parasetamol 500 mg. Setelah dilakukan perawan payudara bidan mengajarkan ibu untuk melakukannya di rumah dan bisa di bantu oleh suami atau keluarga lainnya. Ibu mengatakan bahwa ibu bersedia untuk melakukan perawatan payudara di rumah dengan rutin.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar