/* Start http://www.cursors-4u.com */ body, a:hover {cursor: url(http://cur.cursors-4u.net/nature/nat-10/nat942.ani), url(http://cur.cursors-4u.net/nature/nat-10/nat942.png), progress !important;} /* End http://www.cursors-4u.com */ Elegant Rose - Working In Background

Rabu, 22 April 2015

BENDUNGAN ASI



             BAB I
PENDAHULUAN
I.          Latar belakang
Memberi ASI pada bayi merupakan proses alami sebagai kewajiban seorang ibu yang mengasuh anaknya. Karena ASI merupakan makanan utama untuk bayi umur 0-6 bulan pertama kehidupannya. Proses alami untuk memberikan ASI sudah dimulai saat terjadi kehamilan, karena bersama dengan hamil, payudara telah disiapkan sehingga setelah bayi lahir ibu bisa segera memberikan ASI pada bayinya.
Sejak hari ketiga sampai hari keenam setelah persalinan, ketika ASI secara normal dihasilkan, payudara menjadi sangat penuh. Hal ini bersifat fisiologis dan dengan penghisapan yang efektif dan pengeluaran ASI oleh bayi, rasa penuh tersebut pulih dengan cepat. Namun keadaan ini bisa menjadi bendungan, pada bendungan payudara terisi sangat penuh dengan ASI dan cairan jaringan. Aliran vena dan limfotik tersumbat, aliran susu menjadi terhambat dan tekanan pada saluran ASI dan alveoli meningkat.
Bendungan ASI adalah terjadinya pembengkakan pada payudara karena peningkatan aliran vena dan limfa sehingga menyebabkan bendungan ASI dan rasa nyeri disertai kenaikan suhu badan.
Bendungan ASI dapat terjadi karena adanya penyempitan duktus laktiferus pada payudara ibu dan dapat terjadi pula bila ibu memiliki kelainan putting susu (misalnya putting susu datar, terbenam dan cekung).
Sesudah bayi dan plasenta lahir, kadar estrogen dan progestron turun dalam 2-3 hari. Dengan ini factor dari hopotalamus yang menghalangi keluarnya prolaktin waktu hamil, dan sangat dipengaruhi oleh estrogen, tidak dikeluarkan lagi, dan terjadi sekresi prolaktin oleh hipofisis. Hormone ini menyebabkan alveolus-alveolus kelenjar mamma terisi dengan air susu, tetapi untuk mengeluarkannya dibutuhkan refleks yang menyebabkan kontraksi sel-sel mioepitelial yang mengelilingi alveolus dan duktus kecil kelenjar-kelenjar tersebut.
Pada permulaan nifas apabila bayi belum mampu menyusu dengan baik atau kemudian apabila terjadi kelenjar-kelenjar tidak dikosongkan dengan sempurna, terjadi pembendungan air susu. Ditandai dengan mamma panas serta keras pada perabaan dan nyeri, putting susu biasa mendatar sehingga bayi sulit menyusu, pengeluaran susu kadang terhalangi oleh duktus laktiferus menyempit, payudara bengka, keras, panas, nyeri bila ditekan, warnya kemerahan dan suhu tubuh sampai 38oC.
Penatalaksaan untuk bendungan ASI yaitu :
1.      Anjurkan ibu untuk tetap menyusui bayinya
2.      Anjurkan ibu untuk melakukan post natal breast care
3.      Lakukan pengompresan dengan air hangat sebelum menyusui dan kompres dingin sesudah menyusui untuk mengurangi rasa nyeri
4.      Gunakan BH yang menopang
5.      Berikan parasetamol 500 mg untuk mengurangi rasa nyeri dan menurunkan panas.
Penanganan sebaiknya dimulai selama hamil dengan perawatan payudara untuk mencegah terjadinya kelainan. Bila terjadi juga, maka berikan terapi simptomatis untuk sakitnya (analgetika), kosongkan payudara, sebelum menyusui pengurutan dulu atau dipompa, sehingga sumbatan hilang. Kalau perlu berikan stilbestrol 1 mg atau lynoral tablet 3 kali sehari selama 2-3 hari untuk sementara waktu mengurangi pembendungan dan memungkinkan air susu dikeluarkan dengan pijatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar